MITOS TENTANG KUCING RA’AS

| Kamis, 02 Desember 2010 | |
Pulau Ra’as adalah pulau kecil sepanjang 15 km yang terletak di sebelah timur pulau Madura. Untuk mencapai pulau tersebut terlebih dahulu kita harus menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari kota Sumenep menuju pelabuhan. Perjalanan harus dilanjutkan dengan perahu Madura yang berukuran relatif kecil selama minimal 6 jam dengan catatan cuaca dalam keadaan cukup baik. Sebelum mencapai Pulau Ra’as, perjalanan dengan perahu ini melewati pulau Sapudi yang terkenal dengan Sapi Madura dan Domba ekor gemuknya.

Apakah keistimewaan pulau ini?

Apakah anda pernah mendengar mitos tentang kucing ra’as?


kucing Ra'as
Konon kucing Ra’as sangat angun, memiliki indra keenam serta hanya orang-orang tertentu saja (seperti kyai, pejabat dan tokoh masyarakat) yang dapat memeliharanya. Dan jg apabila kucing Madura tersebut dibawa keluar pulau oleh orang yang “tidak berjodoh”, maka perahu yang ditumpanginya akan tenggelam.

Ciri yang paling menonjol dari kucing Ra’as ini adalah kemiripan bentuk muka dan postur tubuhnya dengan leopard dan kucing hutan. Bentuk mukanya agak persegi di bagian atas dan agak lancip di bagian dagunya. Bentuk telinganya tajam dan agak mencuat ke atas. Warna bulunya abu-abu kebiruan polos (catatan: warna seperti ini oleh penduduk setempat disebut dengan warna “Buso”, sehingga kucing ini sering disebut dengan kucing Buso) dengan ukuran tubuh yang lebih besar dari kucing kampung pada umumnya. Panjang ekornya tergolong medium dengan ciri khas bengkok pada ujungnya. Melihat ciri yang paling menonjol, yaitu warna, bentuk muka dan ekornya, kami semakin bersemangat, sebab ciri-ciri tersebut menandakan bahwa kucing Ra’as lebih dekat kekerabatannya dengan kucing liar jika dibandingkan dengan kucing kampung.

Disamping yang berwarna Buso, ada pola warna lain, yaitu dalam bahasa setempat disebut warna Kecubung. Pola warna seperti ini dalam dunia perkucingan disebut dengan pola warna kucing Birma. Tubuh kucing ini berwarna coklat susu di sebagian besar tubuhnya dengan warna yang lebih coklat pada ujung telinga, ujung hidung, ujung kaki dan ujung ekornya.

Kucing ra’as ini memiliki variasi genetic yang masih tinggi dan tergolong langka. Apabila tidak diambil langkah-langkah pelestarian, maka dapat dipastikan kucing ini akan segera punah Ditinjau dari ilmu genetika, warna Buso (abu kebiruan) dan warna kecubung tergolong warna resesif yang jarang muncul. Warna kecubung ini diakibatkan oleh gen cb yang berpasangan dalam keadaan homosigot. Kucing berwarna kecubung ini biasanya memiliki warna mata biru Warna abu kebiruan muncul akibat adanya gen d (dilusi yang bersifat resesif). Jika gen ini dalam keadaan honosigot, maka gen ini mampu mendulusi warna hitam menjadi warna abu kebiruan.

kucing ra’as dengan warna umum Buso dan Kecubung memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri. Apabila pelestariannya dirancang secara serius, maka bukan tidak mungkin kucing ini dapat didaftarkan sebagai salah satu ras exotic baru yang sangat unik. Sifat kepemilikan kucing Madura yang masih menghubungkannya dengan mitos dan status Social akan sangat membantu usaha pelestarian dan pemurnian Kucing Madura. Konsep pelestarian kucing Ra’as ini harus diselaraskan dengan budaya setempat dan dilakukan di pulau Madura dan pulau Ra’as (konservasi in situ).

0 komentar:

Posting Komentar