TRADISIONAL DANCE OF SUMENEP

| Kamis, 02 Desember 2010 | |
tari khas Sumenep
Tari yang diciptakan oleh Taufikurrachman pada tahun 1972 sekarang sudah membuahkan hasil. Yah tari ini tidak hanya menjadi konsumsi lokal tapi juga sudah dinikmati masyarakat diluar pulau Madura bahkan mancanegara.
Tercetusnya tari muang sangkal dilatar belakangi banyak hal. Antara lain, kepedulian para seniman dalam menerjemahkan alam madura yang sarat karya dan keunikan. Juga mengangkat sejarah kehidupan kraton yang dulu pernah ada di Madura (Sumenep).

Secara harfiah, muang sangkal terdiri dari 2 kata dari Bahasa Madura dengan makna yang berbeda. Muang mempunyai arti membuang dan sangkal bermakna petaka. Jadi, muang sangkal bisa diterjemahkan sebagai tarian untuk membuang petaka yang ada dalam diri seseorang.
Sebenanya gerakan dalam tari muang sangkal tidak jauh berbeda dengan tarian pada umumnya. Namun, ada keunikan yang menjadi ciri khas tarian tersebut, antara lain:
• Penarinya harus ganjil, bisa satu, tiga lima atau tujuh dan seterusnya.
• Busana ala penganti legga dengan dodot khas Sumenep.
• Penarinya tidak sedang dalam datang bulan (menstruasi)

Saat menari, para penari memegang sebuah cemong (mangkok kuningan) berisikan beras kuning. Penari berjalan beriringan dengan gerakan tangan sambil menabur berasyang ada dalam cemong itu. Mereka terus menabur beras, sambil diiringi gamelan khas kraton. Setiap gerakan dalam tari ini memiliki makna tersendiri. Diakhir tarian, beras kuning yang ada di dalam nampan kecil tersebut lalu ditabur .Ditaburnya beras kuning tersebut sebagai simbol membuang petaka.

Tari Muang Sangkal biasa ditarikan ketika menyambut tamu kehormatan kabupaten dan ketika ada perayaan penting lainnya. Tari Muang Sangkal pernah sampai ke beberapa negara. Seperti Den Hag, Belanda, pada 2000, dan Australia. Juga ke kota lainnya di Indonesia, seperti Surabaya, Jogjakarta, dan Jakarta.
Mari kita lestarikan budaya lokal agar terus bisa dinikmati..

0 komentar:

Posting Komentar